Tuesday, May 6, 2014


A.Kebutuhan Manusia

1.Pengertian Kebutuhan manusia
Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat konkret (nyata) tetapi juga bersifat abstrak (tidak nyata). Misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau dihormati,maka
kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas.

B. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Sehingga bertanggung jawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara masyarakat.
            Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara  manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.


Macam-macam Tanggungjawab :
1.Tanggungjawab terhadap diri sendiri
2.Tanggungjawab terhadap Keluarga
3.Tanggungjawab terhadap  masyarakat
4.Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
5.Tanggungjawab terhadap Tuhan

C. Pengabdian dan Pengorbanan

Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga.  Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.


Sumber : http://ilmanfadilah.blogspot.com

Manusia dan Pandangan Hidup

A.     Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:
a.       Siklus Hubungan Manusia
b.      Siklus Hubungan Manusia


B.      Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang berbeda-beda, maka timbullah pandangan hidup yang secara umum dapat dikelompokan yang disebut aliran atau paham. Sebagai contoh, orang yang mengutamakan diri sendiri menimbulkan paham individualisme dan orang yang mengutamakan kepentingan umum atau masyarakat menimbulkan faham sosialisme.
Menurut Koentjaraningrat (1980) Pandangan hidup ialah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat.
Berdasarkan pengertian pandangan hidup yang telah dipaparkan di atas maka dapat kami tarik kesimpulan pandangan hidup adalah bagaimana manusia memiliki konsep tentang kehidupan yang memiliki nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dan nilai-nilai tersebut tidak bertentangan dengan agama.


1.       Sumber Pandangan Hidup
Sumber pandangan hidup ada tiga macam yaitu:
Pandangan hidup yang bersumber dari agama (pandangan hidup Muslim). Pandangan hidup ini memiliki kebenaran mutlak.
Pandangan hidup muslim terdiri dari:
·         Pedoman hidup ialah Al-Quran dan As-sunnah
·         Dasar hidupnya ialah Islam
·         Tujuan hidupnya ialah vertical dan horizontal
·         Tujuan hidup muslim ialah ibadah
Fungsi hidup muslim ialah sebagai khalifah di atas bumi, yaitu menerjemahkan segala sifat-Nya kedalam perikehidupan dan penghidupan sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan, melaksanakan segala yang diridhoi Allah  di atas persada buana ciptaan Allah sebagai risalah atau penerus risalah Nabi, pengemban tugas dakwah kepada segenap umat manusia.
Alat hidup Muslim ialah harta benda, jiwa dan raga.
Teladan hidupnya ialah Nabi Muhammad SAW
Kawan Hidup Muslim dalam arti khusus yaitu suami/ istri yang taat kepada Allah SWT.
Lawan hidup Muslim yaitu setan, bangsa jin dan manusia.
Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu negara atau bangsa. Misalnya ideologi Pancasila dapat merupakan sumber kehidupan hidup.
Pandangan hidup yang bersumber dari hasil perenungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika untuk hidup, misalnya aliran-aliran kepercayaan.

2.       Cita-cita
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Keinginan, harapan maupun tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin diperoleh seseorang pada masa mendatang. Cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya, hal itu tergantung pada tiga faktor, yaitu:
Faktor Manusia
Faktor yang paling menentukan adalah manusianya sendiri, terutama kualitasnya, karena manusia tanpa dilengkapi kemampuan tidak akan pernah dapat mencapai cita-citanya, dengan kata lain, manusia seperti ini hanya berkhayal saja.
Faktor Kondisi
Ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi tercapainya cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
Faktor Tingginya Cita-cita
Tingginya cita-cita merupakan salah satu hal yang harus dipegang oleh seorang manusia yang ingin mencapai cita-citanya.  
3.       Kebajikan
Kebajikan mengandung arti perbuatan baik, sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Dengan demikian, maka kebajikan merupakan suatu tindakan (action) yang bersumber pada kebijakan, yaitu kepandaian/kemahiran. Kata kebajikan dan kebijakan erat hubungan dengan kebijaksanaan, yaitu kepandaian mempergunakan akal budi dalam mencapai suatu tujuan atau memececahkan suatu persoalan.
Agama Islam mengajarkan berbagai macam kebajikan. Kebajikan memiliki arti yang luas. Secara khusus, Allah SWT. Mengungkapkan perinciannya, ’’...sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang  yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya bila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan peperangan… .” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 177)
Tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung pada faktor-faktor penentunya, yaitu:
Faktor Pembawaan
Keturunan (hereditas) telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan, karena pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai dari orang tua. Uniknya dalam saudara kandung tidak ada yang memiliki pembawaan yang sama. Hal itu dikarenakan sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu di dalam tubuh Ibu atau Ayah berjumlah sangat banyak dan pada saat konsepsi atau percampuran sel-sel, benih itu saling berkombinasi dengan cara yang bermacam-macam. Disini terjadi pembentukan temperamen seseorang. Itulah sebabnya dalam satu keturunan dihasilkan anak yang bermacam-macam.
Faktor Lingkungan
Lingkungan (environment) merupakan alam kedua yang membentuk tingkah laku seseorang, setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, orang tua ataupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga apabila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, si anak yang sedang membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah, yang menjadi panutan pertama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah dapat juga memberikan andilnya. Lingkungan terakhir adalah masyarakat. Di dalam lingkungan ini, yang menjadi panutan seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan tinggi.
3.        Faktor Pengalaman
Pengalaman khas yang pernah diperoleh seseorang dapat menentukan tingkah laku seseorang. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif dapat memberikan manusia bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
Misalnya; ada keinginan dari hati nurani seseorang untuk menolong orang lain yang dalam kesusahan, tetapi karena sebelumnya pernah memperoleh pengalaman pahit dalam hal yang sama, niat baiknya itu tertahan atau diurungkan. Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang.
4.      Etika
Istilah etika dalam bahasa Indonesia berasal dari  kata Yunani, ethos yang berarti watak  kesusilaan atau adat. Jadi hampir sama dengan pengertian moral yang berarti cara hidup atau adat. Misalnya etika itu sesuai atau tidak dengan norma yang berlaku. Sedangkan moral dipergunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai, misalnya beramal merupakan perbuatan bermoral. Istilah lain untuk etika yang sering dipergunakan dalam masyarakat adalah susila atau akhlak.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sebaiknya manusia hidup dalam masyarakat, apa yang baik dan apa yang buruk segala ucapan harus senantiasa berdasarkan hasil-hasil  pemeriksaan tentang peri keadaan hidup dalam arti kata seluas-luasnya.
Penentuan segala sesuatu dalam masyarakat untuk memilih yang baik dan yang buruk, yang betul dan yang salah, harus sesuai dengan norma yang berlaku. Karena norma merupakan aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menetukan sesuatu, betul atau salah, baik atau buruk. Norma dalam suatu masyarakat tentulah berbeda dengan norma dalam masyarakat lain karena masing-masing disesuaikan dengan adat kebiasaannya.
5.       Keyakinan
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.

C.      Hubungan antara Pandangan Hidup dengan Ilmu Budaya Dasar
Ketika seseorang ingin berbudaya maka harus mempunyai pandangan hidup yang tidak menyimpang dari nilai-nilai atau norma-norma yang ada pada masyarakat serta tidak bertentangan dengan niali-nilai yang terdapat di Agama. Sehingga budaya yang dihasilkan tidak menganggu ketenangan, keamanan dan kenyaman masyarakat. Bahkan budaya yang dihasilkan akan bermanfaat bagi seluruh manusia bila sesuai dengan koridornya.

Contohnya seseorang bercita-cita menjadi teroris, berarti dibenaknya ada yang salah dalam memandang kehidupan. Jelas benar ia mempunyai pandangan hidup yang salah. Karena teroris itu sangat membahayakan keselamatan jiwa manusia yang lainnya bahkan dirinya sendiri akan jadi korban oleh cita-citanya sendiri. Mana mungkin sesuatu yang membahayakan dapat bermanfaat bagi orang lain atau diri sendiri.

Manusia dan Keindahan

A.     Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:
a.       Siklus Hubungan Manusia
b.      Siklus Hubungan Manusia

B.     Keindahan
            Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengankebenaran.
            Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1.      Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual.
2.      Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.      Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
            Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
  • Nilai estetik
            Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
            ”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
            Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
            Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
  • Nilai ekstrinsik
            Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
  • Nilai intrinsik
            Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
            Pengelompokan-pengelompokan pengertian keindahan dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis)
  • Kontemplasi dan Ekstansi
            Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
            Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
            Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
Keserasian
            Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang serasi.
            Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
            Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
            Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.
            Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
            H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.

Sumber : http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/04/manusia-dan-keindahan/

Manusia dan Keadilan

A.     Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:
a.       Siklus Hubungan Manusia
b.      Siklus Hubungan Manusia

B.      Arti Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. Kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidakadilan.
Keadilan oleh Plato di proyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah? Sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun tidak sewenang-wenang.
Menurut  pendapat secara umum keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita mengakui hak hidup kita, maka sebaliknya kita wajib mempertahankan hak hidup dengan bekerja keras tanpa merugikan orang lain. Hal ini disebabkan karena orang lain pun mempunyai hak hidup seperti kita. Jika kita pun mengakui hak hidup orang lain, kita wajib memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mempertahankan hak hidup mereka sendiri. Jadi, keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak, dan menjalankan kewajiban.
1.       Macam-Macam Keadilan

a.       Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok menurutnya.
b.      Keadilan Distributif
Aristoteles berpandapat bahwa akan terlaksana apabila hal-hal yang sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara secara tidak sama. Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan sesuai dengan masa kerjanya.
c.       Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Menurut Aristoteles, pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
d.      Menghakimi Sendiri
Keadilan dan ketidakadilan selalui dilakukan atas kesukarelaan. Kesukarelaan tersebut meliputi sikap dan perbuatan. Pada saat orang melakukan tindakan secara tidak sukarela, maka tindakan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tidak adil ataupun adil, kecuali dalam beberapa cara khusus. Melakukan tindakan yang dapat dikategorikan adil harus ada ruang untuk memilih sebagai tempat pertimbangan. Sehingga dalam hubungan antara manusia ada beberapa aspek untuk menilai tindakan tersebut, yaitu niat, tindakan, alat, dan hasil akhirnya.
Melakukan tindakan yang tidak adil adalah tidak sama dengan melakukan sesuatu dengan cara yang tidak adil. Tidak mungkin diperlakukan secara tidak adil apabila orang lain tidak melakukan sesuatu secara tidak adil. Mungkin seseorang rela menderita karena ketidakadilan, tetapi tidak ada seorangpun yang berharap diperlakukan secara tidak adil.
Dengan demikian memiliki makna yang cukup luas, sebagian merupakan keadilan yang telah ditentukan oleh alam, sebagian merupakan hasil ketetapan manusia (keadilan hukum). Keadilan alam berlaku universal, sedangkan keadilan yang ditetapkan manusia tisak sama di setiap tempat. Keadilan yang ditetapkan oleh manusia inilah yang disebut dengan nilai.

Akibat adanya ketidaksamaan ini maka ada perbedaan kelas antara keadilan universal dan keadilan hukum yang memungkinkan pembenaran keadilan hukum. Bisa jadi semua hukum adalah universal, tetapi dalam waktu tertentu tidak mungkin untuk membuat suatu pernyataan universal yang harus benar. Sangat penting untuk berbicara secara universal, tetapi tidak mungkin melakukan sesuatu selalu benar karena hukum dalam kasus-kasus tertentu tidak terhindarkan dari kekeliruan. Saat suatu hukum memuat hal yang universal, namun kemudian suatu kasus muncul dan tidak tercantum dalam hukum tersebut. Karena itulah persamaan dan keadilan alam memperbaiki kesalahan tersebut.
Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin di taatinya hokum perdata materil dengan perantaraan hakim. Dengan kata lain hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang menentukan bagaiman caranya menjamin pelaksanaan hukum perdata materil. Lebih kongkrit lagi dapat dikatakan, bahwa hukum acara perdata mengatur tentang bagaiman caranya mengajukan tuntutan hak, memeriksa serta memutuskan dan pelaksanaan dari putusannya. Tuntutan hak dalam hal ini tidak lain adalah tindakan yang bertujuan memperoleh perlindungan hukum yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah “eigenrichting” atau tindakan menghakimi sendiri. Pendapat mengenai tindakan menghakimi sendiri ini ada tiga, yaitu :
1.       Menurut Van Boneval Faure :
Tindakan menghakimi sendiri itu sama sekali tidak di benarkan. Alasanya ialah, bahwa oleh karena hukum acara telah menyediakan upaya-upaya untuk memperoleh perlindungan hukum bagi para pihak melalui pengadilan, maka tindakan-tindakan diluar upaya-upaya tersebut yang dapat di anggap sebagai tindakan menghakimi sendiri tidak diperbolehkan.
2.      Menurut Cleveringan :
Tindakan menghakimi sendiri pada dasarnya di bolehkan atau di benarkan, dengan pengertian bahwa yang melakukanya dianggap melakukan perbuatan melawan hukum.
3.      Menurut Rutten :
Tindakan menghakimi sendiri pada dasarnya tidak dibenarkan, akan tetapi apabila peraturan yang ada tidak cukup memberi perlindungan, maka tindakan menghakimi sendiri itu secara tidak tertulis di benarkan.
Contoh tindakan ketidakadilan adalah :
1.      Ketika kesalahan berlawanan dengan harapan rasional adalah sebuah kesalahan sasaran (misadventure) dan ketika hal itu tidak bertentangan dengan harapan rasional, tetapi tidak menyebabkan tindak kejahatan, itu adalah sebuah kesalahan.
2.      Ketika tindakan dengan pengetahuan tetapi tanpa pertimbangan adalah tindakan ketidakadilan dan seseorang yang bertindak atas dasar pilihan dia adalah orang yang tidak adil dan orang yang jahat.

               
Kejujuran
Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, jujur berarti juga seseorang yang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama dan hukum, untuk itu dutuntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya.
Jujur berarti pula menepati janji atau menepati kesanggupan, baik yang telah terlahir dalam kata-kata maupun apa yang masih di dalam hati (niat). Jadi seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai dirinya sendiri. Apabila niat itu terlahir dari kata-kata, padahal tidak di tepati maka kebohonganya disaksikan oran lain.
Kejujuran tidak selalu membawa kebaikan bagi yang berpikir, berkata, dan berbuat jujur.  Itulah kenyataannya. Contoh tidak jujur, yaitu :
1.      Saat siswa-siswa sekolah mengerjakan ulangan. Belum tentu siswa yang berbuat jujur dengan mengerjakan sendiri nilainya bagus. Bisa saja siswa yang menyontek malah mendapat nilai bagus.
2.      Saat berdagang. Pedagang yang jujur belum tentu mendapat untung yang banyak. Bisa saja pedagang yang tidak jujur malah mendapat untung lebih banyak.
Inilah kejujuran.
         Berpikir tidak jujur tidak akan membuat sial.
         Berkata tidak jujur tidak akan membuat dosa.
         Berbuat tidak jujur tidak akan membuat sedih.

Kejujuran adalah kesadaran. Jika seseorang sadar maka tentu saja orang tersebut akan berbuat jujur. Kejujuran berasal dari hati nurani dan tidak bisa dipaksakan. Jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta mensucikan, selain itu juga  membuat budi pekertinya menjadi baik. Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat menikammu, serta jangan pula mendusta, walaupun dustamu menguntungkan.
Jadi mari kita latih hati nurani kita untuk berbuat jujur.

Kecurangan
Kecurangan identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar,. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya, atau orang itu memang dari hatinya sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.
Beberapa faktor yang menimbulkan kecurangan, antara lain :
a.       Faktor ekonomi
Setiap orang berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai makhluk lemah, tempat salah dan dosa. Sangat rentan sekali dengan hal-hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan.
b.      Faktor peradaban dan kebudayaan
Peradaban dan kebudayaan sangat mempengaruhi mentalitas individu yang terdapat didalamnya “sistem kebudayaan” meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang menumbuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hampir pada setiap individu. Sehingga sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakkan keadilan.
c.       Teknis
Hal ini juga menentukan arah kebijakan, bahkan keadilan itu sendiri, terkadang untuk bersikap adil kita pun mengedapankan aspek perasaan dan kekeluargaan, sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan, atau bahkan mempertahankan diri kita sendiri juga harus melukai perasaan orang lain.

Nama Baik dan Pembalasan
a.        Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang atau tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubunganya dengan keadaan tingkah laku atau perbuatan atau boleh dikatakan bahwa baik atau tidak baik adalah tingkah laku  perbuatanya. Yang dimaksud tingkah laku dan perbuatan itu antara lain:
1.         cara berbahasa
2.         cara bergaul
3.         sopan santun
4.         ramah tamah
5.         disiplin pribadi
6.         cara menghadapi orang
7.         perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.

Pada hakikatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahanya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau meminta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat norma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu ditolong dengan kasih sayang, tanpa pamrih takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu di pupuk.
b.   Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkungannyalah yang menyebabkanya. Perbuatan amoral pada hakikatnya perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibanya itu. Mempertahakan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

C.      Hubungan Keadilan dan Kebudayaan
Ilmu soial budaya adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberitahukan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya serta dapat mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

2.8          Contoh Karya Seni Tentang Keadilan

Persahabatan karena kebaikan adalah persahabatan di mana anggota-anggotanya menikmati watak yang lainnya. Sejauh sahabat-sahabat ini mempertahankan watak yang sama, hubungan ini akan bertahan karena motif di baliknya adalah kepedulian terhadap sang sahabat. Ini adalah tingkat hubungan yang tertinggi, dan dalam konteks sekarang hal ini dapat disebut sebagai persahabatan sejati.

Manusia dan Cinta Kasih

A.     Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:
a.       Siklus Hubungan Manusia
b.      Siklus Hubungan Manusia

A.     Pengertian Cinta Kasih 

1.       Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta,
Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasihdapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun cinta kasih memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sabab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada syariatNya. 
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu: Keterikatan, Keintiman, dan Kemesraan. Yang dimaksud dengan Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua adalah Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan, sayang dan sebagainya.Makan minum dari satu piring, cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainya. Unsur yang ketiga adalah Kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa rindu jika jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan seterusnya.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami / istri dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal
Menurut Erich Fromm:
·         PERASAAN
·         PENGENALAN
·         TANGGUNG JAWAB
·         PERHATIAN
·         SALING MENGHORMATI
Cinta adalah suatu perasaan yang penuh kasih namun juga terdapat emosi. Cinta menurut agama adalah pembatas utama bagi manusia dalam mengepresikan cinta dalam hidupnya dan rasa tulus hati tanpa rasa ingin memiliki, tanpa rasa cemburu dan cinta mencerminkan akhlak dan moral yang baik.
Cinta tidak dapat di lihat tapi dapat di rasakan karena cinta tidak berwujud. Dalam cinta dan kasih sayang timbul rasa mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab.




Sumber :
Buku Ilmu Budaya Dasar oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji yang diterbitkan oleh Gunadarma.


ILMU BUDAYA DASAR

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
 PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR 




Disusun Oleh:
Budy Prayoga         (51413814)
             



Kelas 1IA12
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknologi
Universitas Gunadarma




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatnya makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis dapat menyelesaikan makalah ini tentunya dengan dukungan dari berbagai sumber yang penulis cari di Buku yang berjudul “Ilmu Budaya Dasar” karangan Drs.Supartono W.,M.M. Namun penulis juga melakukan banyak pengeditan dari sumber tersebut jadi penulis tidak hanya mennyalin nya dan langsung di terapkan ke makalah.
Didalam makalah ini penulis mencoba untuk membuat materi diatas saling berhubungan namun, penulis yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Terima kasih







Depok, 12 Maret 2014

                                                                                            





PENDAHULUAN

Salah satu komponen mata kuliah kepribadian (MPK) adalah ilmu budaya dasar yang diberikan di semua fakultas, kecuali fakultas sastra.,ilmu budaya dasar bukanlah  merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, melainkan suatu ilmu pengetahuan mengenai  aspek aspek saling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk hidup, makhluk sosial dan makhluk berbudaya (homo humanus) ,dan masalah masalah yang terwujud dari padanya, ilmu budaya dasar lebih disebut gabungan antara social scince dengan humaniora scince yang dapat memecahkan masalah dalam kehidupandari Mata kuliah ini diharapkan dapat membuat para mahasiswa memiliki latar belakang yang luas tentang budaya indonesia, dan diharapkan turut mendukung dengan mengembangkan kebudayaan itu sendiri secara kreatif..

TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR

Mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan salah satu mata kuliah yang diharapkan dapat  memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

·      Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
·      Mahasiswa dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
·      Mahasiswa diharapkan dapat menjadi calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4.menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi


PEMBAHASAN

1.Pengertian kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dair kata budh dalam bahasa sansekerta berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk) , sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi atau daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan ,sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani ,sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.

2. Pengertian ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar ,dalam bahasa inggris disebut basic humanities yang  merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dasar dan umum tentang konsep konsep yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan . masalah manusia tidak dapat dipisahkan dari masalah budaya atau pengetahuan budaya yang juga disebut sebagai humaniora .
Ilmu budaya dasar mendapat bahan pengetahuan humaniora seperti seperti teologi,filsafat,ilmu hukum,ilmu sejarah,ilmu bahasa,ilmu kesusatraan,dan ilmu kesenian.
Ilmu budaya dasar sangat sulit dilepaskan dari pengertian kebudayaan.oleh karena itu membicarakan ilmu kebudayaan dasar ,juga harus serta membahas konsep kebudayaan. Konsep kebudayaan itu dalam arti luas adalah seluruh total dari pikiran ,karya,dan hasil karya manusia tidak berakarkepada nalurinya dan yang karena itu hanya dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.         Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )
Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah
2.         Ilmu-ilmu Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3.         Pengetahuan budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.

Didalam ilmu kebudayaan dasar ,terdapat bebrapa materi yang mencakup manusia dengan permasalahanya yang masing masing merupakan pokok bahasan.
Pokok bahasan itu meliputi :

  Manusia dan cinta kasih
Rasa cinta kasih merupakan rasa yang dimiliki di setiap manusia, rasa cinta kasih dapat di berikan dan dibagi . Tapi , soal pemberian rasa cinta kasih yang sempurna bukanlah hanya dating dari satu arah , misalnya dari orang tua saja, tetapi juga sebaliknya dari anak ke orang tuanya (to give and take ), jadi cinta kasih baru terasa apabila ada dua belah pihak yang sama sama menerima sekaligus juga memberi cinta kasih tersebut.

  Manusia dan keindahan
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan fisiknya, setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi , manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa indah dalam hidupnya.

v  Manusia dan penderitaan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia , derita berarti menanggung (merasakan ) sesuatu yang tidak menyenangkan.dengandemikian ,penderitaan merupakan lawan kata dari kesenangan ataupun kegembiraan . setiap manusia selalu terdiri atas dua aspek , yaitu aspek jasmani atau tubuh dan aspek rohani atau jiwa.dalam diri manusia , kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan . apabila salah satu aspek tersebut dipisahkan atau hilang dari diri manusia, maka akan terdapat dua pengetian yang berbeda , yaitu tubuh tanpa jiwa akan dinamakan mayat , sedangkan jiwa tanpa tubuh dinamakan jin atau setan. Maka apa yang dirasakan batin dapat dirasakan tubuh , dan juga sebaliknya , apa yang dirasakan tubuh dapat dirasakan batin .Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia melainkan juga menderita.

Manusia dan keadilan
Hukum rimba merupakan hukum yang beberapa waktu masih berlaku dalam masyarakat manusia, sehingga disebut sebagai aturan hukum manusia yang kuat ( a rule by man) . manusia yang kian hari kian manusiawi kemudian menciptakan hku positif yang berguna dalam kehidupanya, lahirlah hukum atau aturan yang berdasarkan a rule by law . dimana setiap orang dimata hokum adalah sama dan tidak ada orang atau manusia pun di dunia yang kebal akan hukum . siapa yang besalah wajib di hukum  , hal tersebut juga dinamakan keadilan hukum diantara manusia.

  Manusia dan pandangan hidup
Yang di maksud dengan pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan. akibat dari pandangan hidup manusia yang tentunya berbeda beda , timbulah pandangan hidup yang secara umum dapat dikelompokan dan disebut aliran atau paham  ,misalnya , bahwa manusia sebaiknya mengutamakan diri sendiri yang menimbulkan paham kapitalisme, dan manusia yang sebaiknya mengutamakan kepentingan umum atau masyarakat yang menimbulkan paham sosialisme 
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian

Tanggung jawab adalah wajib menanggung segala sesuatu ,memikul jawab,dan menanggung segala akibat. Sedangkan pengabdian berasal dari kata abdi , yang berate hamba atau bawahan . Oleh karena itu pengabdian diartika sebagai perihal mengabdi atau menghambakan diri .

 Manusia dan kegelisahan
Kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan keadaan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatanya,merasa khawatir,tidak tenang dalam tingkah lakunya,tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
dari pengertian diatas ,seseorangyang sedang mengalami kegelisahan memiliki gejala gejala sebagai berikut
·         Orang itu tidak tenang pikiranya dikarenakan ada masalah yang belum terselesaikan.
·         Orang terasebut akan merasa terus khawatir,takut apa yang diharapkan tidak tercapai.
·         Orang yang saedang dilanda kecemasan ,tidak tenang dalam melakukan kegiatan sehari hari .
kegelisahan erupakan salah satu ekspersi dari kecemasan., karena itu ,dalam keidupan sehari hari ,kegelisahan juga berkaitan dengan masalah frustasi,
Menurut Sigmund freud, ada tiga macam kecemasan atau kegelisahan yang menimpa dalam diri manusia , yaitu : kenyataan,neurotic, dan moril.

 Manusia dan harapan
Harapan berarti keinginan supaya sesuatu dapat terjadi,dengan demikian.harapan menyangkut masa depan.apabila dibandingkan dengan cita cita,harapan memiliki pengertian yang tidak terlalu muluk.
Ada tiga pernyataan tentang harapan pada diri seorang manusia yaitu:
·         Masa depan memberikan harapan
·         Masa sekarang memberikan pemikiran
·         Masa lalu memberikan pengalaman.
Manusia ingin memperoleh yang lebih baik dari pada yang telah dicapaidi masa sekarang. keinginan manusia sebagai makhluk sosial uga terus meningkat akan berpengaruh pada wujud kebudayaanyang pada umumnya juga meningkat.jadi manusia selalu menginginkan dapat memperoleh masa depannya akan selalu bahagia.

Video tentang salah satu Budaya
Lihat Link Diatas

Tanggapan Video diatas
Video tersebut adalah tentang salah satu budaya asli Indonesia, Yaitu Reog Ponorogo. Reog adalah ciri khas indonesia yg sangat indah dan sangat asri dengan tarianya. oleh karena itu kita sebagai bangsa indonesia harus bangga dengan budaya-budaya kita.





Kesimpulan
Ilmu budaya dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah umum.
IBD bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran tentang budaya.
ilmu budaya dasar memiliki bagian yang saling berhubungan dalam kehidupan manusia, diantaranya : adalah hubungan manusia dengan cinta kasih,keindahan,penderitaan,keadilan,pandangan hidup,tanggung jawab serta pengabdian,kegelisahan dan harapan, hal tersebut merupakan bagian yang saling berhubungan antara manusia dan kebudayaanya.


Daftar pustaka:
·         Buku Ilmu Budaya Dasar ;Supartono W, Drs. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia







v